Sudi Artawan atau nama lengkapnya I Nyoman
Sudi Artawan, bagi teman blogger yang asli Bali tentu tak asing dengan
pengusaha yang satu ini. Ia adalah pengusaha kapal pesiar, pendiri Monarch School,
dan bidang usaha yang lain. Awalnya beliau adalah seorang penjual kelapa yang
kemudian beralih menjadi bartender, lalu bekerja di kapal pesiar. Setelah
menikah ia ingin tetap bersama keluarga sehingga resign dari kapal pesiar dan
mendirikan bisnis yang membuatnya dari miskin papa menjadi miliuner di Bali.
Berikut ini Biografi Sudi Artawann dengan kisah suksesnya.
I Nyoman Sudi Artawan atau akrab dipanggil Sudi adalah orang asli kelahiran Bali. Ia lahir pada tanggal 1 Desember 1975 di desa Pelapuan, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng-Bali. Ia adalah dari pasangan Ketut Merta dan Wayan Kenak. Saat Sudi kecil, kedua kakaknya meninggal secara hampir bersamaan, hal ini membuat orang tua Sudi merasa sedih. Untuk bisa melupakan kesedihannya akhirnya keluarga Sudi pindah ke desa Bongancina. Disana orang tuanya membeli tanah yang dicicil dari desa Bongancina. Di tanah itu didirikan rumah semi permanen yang terbuat dari bambu, lantainya tanah. Sehingga jika hujan, lantainya becek dan udara dingin masuk ke rumah yang membuat keluarga Sudi kedinginan.
Sudi dan adiknya sering ditinggal di rumah
sendirian dengan hanya disediakan nasi yang dicampur ketela atau pisang. Orang
tuanya harus bekerja seharian di rumah tetangga guna memperoleh penghasilan.
Saat Sudi SD, ia dibelikan kambing bapaknya untuk diternak, selain itu Sudi
biar bisa menghasilkan uang sendiri. Setiap hari Sudi harus meempuh jarak 4 km sehingga
sering ia merasa kelelahan sesampainya di sekolah. Saat masuk SMP, ia tidak
diterima di SMP Negeri karena nilainya kurang akhirnya ia masuk di SMP PGRI.
Saat SMA beliau diterima di SMA Negeri 2
Singaraja yang merupakan SMA favorit di sana. Karena persaingannya ketat, ia
sampai hampir tak naik kelas. Namun saat kelas dua ia masuk kelas Sosial dan
selalu menjadi juara kelas sampai kelas tiga. Ketika SMA Sudi tinggal dengan
saudaranya yang menjadi guru dimana budaya keluarganya adalah membaca. Tinggal
bersama keluarga dengan budaya yang positif membuat Sudi selalu terpacu untuk
belajar dan berprestasi. Selain sekolah Sudi juga mengikuti kursus bahasa
Inggris dan Jepang. Sering saat di angkot ia mempraktekkan bahasa Inggrisnya
dengan bercakap-cakap dengan turis (di Bali banyak turis berkeliaran)
.
.
Bekerja Sebagai Penjual Kelapa
Selepas SMA Sudi tak bisa kuliah karena tak
ada biaya. Sudi kemudian ikut pamannya yang menjual kelapa dan ia juga harus
membantu pamannya tersebut. Selain itu ia juga harus bisa mencarai uang untuk
kursus bahasa Inggris. Baginya bahasa Inggris adalah penting karena siapa tahu
dari situlah pintu kesuksesannya terbuka. Sudi harus bangun jam 1 dini hari dan
berjualan kelapa di pasar sampai pukul 07.30 pagi.
Selama itu orang tua Sudi masih mengiriminya
uang. Ia sangat berterimakasih pada orang tuanya karena walau ia sudah tidak
sekolah tapi masih membantunya. Uang itu ia kumpulkan dan akhirnya cukup untuk
membeli vespa. Ia pun merasa senang karena dengan vespa itu ia tidak lagi
berganti kendaraan jika mau kursus ataupun saat ia libur ia bisa menuju ke
kawasan wisata untuk mempraktekkan bahasa Inggrisnya.
Suatu hari Sudi ditawari menjadi salesman
sebuah MLM yang mengharuskannya berkeliling mencari nasabah setiap hari.
Pekerjaan ini ia lakukan selama dua bulan tentu dengan tetap kursusu bahasa
Inggris dan kursus singkat bartender di BLKP. Ia kemudian pindah dari rumah
pamannya ke kontrakan yang sekamar dengan temannya yang sudah menikah. Disana
ia membantu dengan mencuci piring dan memasak alias jadi pembantu. Dengan
begitu ia tak perlu ikut membayar sewa kontrakan. Namun ia harus rela tidur di
beranda hanya beralas selimut tipis dengan bantal kamus bahasa Inggris. Sebenarnya
Sudi ingin menjadi “Guide” namun karena usulan teman sekontrakannya tersebut
yang bernama Dewa Sudi ia ikut kursus “bartender” di BLKP.
Bekerja di Hotel
Suatu hari Sudi berkenalan dengan Mr.
Martinus yang kemudian menawarinya pekerjaan menjadi bartender di Nusa Dua Bali,
namun gajinya sangat kecil sehingga tidak cukup untuk makan sampai sebulan.
Untuk mendapat penghasilan tambahan, sewaktu hari libur ia nyambi sebagai Guide
sambil melancarkan bahasa Inggrisnya. Untuk mengatasi kebutuhan makannya saat
tanggung bulan ia juga sering meminta nasi di tempat kerjanya, tetapi itu juga
tak selalu ia lakukan karena merasa tak enak. Kadang ia menanggung rasa lapar
yang sangat sehingga pernah pingsan di tempat kerjanya. Hal ini membuat Sudi
ingin sekali pulang kampung namun temannya selalu menguatkannya agar tetap
berjuang demi masa depannya.
Sudi juga sering mengirim lamaran ke tempat
yang lebih baik agar mendapat gaji yang lebih banyak juga namun sering tidak
mendapat panggilan. Sudi pun merasa kecewa karena hanya dirinya yang belum
mendapat kerja yang lebih layak sedang teman sekamar lainnya sudah pindah kost
karrena sudah bekerja di Radisson hotel yang tempatnya lebih bagus dan gajinya
lebih banyak. Sudi pun harus membayar sewa kamar sendiri.
Suatu hari ia mendapat panggilan di hotel
Nikko sebagai bartender. Hotel Nikko lebih bagus dari Nusa Dua. Di sini ia
harus mengalami masa percobaan dahulu. Walau sebelumnya pernah bekerja di
restauran Nusa Dua namun peralatan di Hotel Nikko lebih canggih dan sangat
berbeda sehingga ia sering salah dan menjadi bahan tertawaan temannya. Untuk
mengejar kekurangannya ia sering datang lebih awal untuk belajar.
Semisal ia
mulai bekerja jam satu siang maka ia akan datang jam 10 pagi untuk belajar
menggunakan alat-alat lebih dahulu. Akhirnya Sudi lulus masa percobaan dan
menjadi karyawan tetap. Di hotel Niko ini ia mendapat gaji 500 ribu per bulan
yang merupakan jumlah yang cukup untuknya mencicil sepeda motor baru. Tak lupa
ia juga mengirim uang untuk orang tuanya di kampung.
Selain bahasa Inggris, Sudi juga kursusu
bahasa Jepang. Setelah satu tahun di hotel Nikko, Sudi diterima bekerja di Ritz
Carlton yang lebih baik. Namun tak lama kemudian Sudi mendapat panggilan di
hotel Four Season yang gajinya jauh lebih tinggi. Dengan gaji ini Sudi membantu
orang tuanya memperbaiki rumahnya di kampung.
Bekerja Di Kapal Pesiar
Suatu hari ia dikenalkan dengan orang yang
bekerja di kapal pesiar yang tak lain adalah menantu dari bapak kosnya yang
bernama Ketut Manis yang bercerita bahwa bekerja di kapal pesiar lebih gede
gajinya. Ini terbukti dari apa yang dimilikinya, setiap Ketut Manis pulang dari
bekerja di kapal pesiar, ia bisa membeli mobil baru dan tanah serta mengirim
uang untuk keluarga. Ketut pun menyarankan Sudi untuk mengirim lamaran ke agen
kapal pesiar apalagi pengalaman Sudi selama di hotel berbintang pastinya akan
banyak membantu Sudi untuk diterima di kapal pesiar. Sudi pun menuruti saran
Ketut Manis.
Sudi pun diterima di
hampir semua kapal pesiar namun ia memilih bekerja di kapal pesiar Celebrity
Zenit, ini tepat dia berulang tahun ke 24 dan saat itu ia langsung meninggalkan
Bali untuk bekerja di kapal pesiar. Saat dua bulan bekerja di kapal pesiar,
Sudi merasa tak betah karena ternyata bahasa Inggrisnya selama ini kurang dan membuatnya sulit berkomunikasi dengan
karyawan lain, namun ia mendapat dorongan dari bar manager seorang
berkebangsaan Turki yaitu Mr Yelmas, Mr. Fermin asal Dominica
Republik, dan Pak Gusti Lanang Rai seniornya. Berkat dukungan mereka, Sudi
Artawan pun bangkit kembali.
Sudi bekerja dengan rajin sehingga ia
mendapat penghargaan sebagai karyawan terbaik. Dan Sudi mendapat kepercayaan
untuk mensetting kapal baru berfasilitas gas turbin Miami Office / Company yang
saat itu memang sedang dinantikan oleh semua orang yang ingin berlayar.
Sudi dikirim ke Prancis untuk menset Martini
Bar yang merupakan bar favorit yang akan ditempatkan di kapal pesiar Milenium.
Namun ternyata setelah sampai di Prancis, jadwalnya mundur, untuk menunggu
waktu akhirnya Sudi diberi bekal training hospitality dan bar. Dari situlah ia
mendapat ilmu tentang perhotelan dan bar.
Penghargaan demi penghargaan diraihnya, mulai
dari karyawan terbaik selama satu bulan hingga satu tahun. Sejak 1998 sampai
2008, ia mendapat pengalaman begitu berharga. Selain sebagai karyawan, Sudi
juga berbisnis seperti menjual tanaman hias, exporter, dan agent tour (BTO)
Bali Tour Operational. Akan tetapi, semua itu belum berjalan dengan lancar karena modal yang sangat tipis.
Akhirnya, beliau kembali berangkat ke kapal
pesiar dan menyelesaikan kontrak selama 6 bulan. Setelah itu, beliau melanjutkan bisnis exporter bersama Mr
.Allan Yeo. Saat itu, beliau merasakan
keuntungan yang sangat besar, sehingga beliau pun bisa membangun rumah
kost di daerah Renon.
Merintis Bisnis
Sekolah yg didirikan Sudi Artawan |
Setelah menikah, Sudi Artawan tidak lagi
berlayar karena lebih memilih tinggal bersama keluarga. Dari pengalamannya
berpesiar dan menjadi bartender, ia kemudian mendapat ide untuk mendirikan
sekolah bar di Bali. Ia kemudian mengontak kenalannya selama di kapal pesiar.
Dari situ ia mendapat kepercayaan untuk menyalurkan pegawai ke kapal pesiar-kapal
pesiar. Sekolah Sudi Artawan yang diberi nama sekolah Monarch Bali.
Banyak lulusannya
yang kemudian diterima di kapal pesiar sebagai pegawai seperti dia dahulu. Selain
itu Sudi juga berbisnis ekspor-impor. Semua bisnisnya dinaungi dengan nama PT.
Ratu Oceania Raya Bali. Selain itu Sudi juga berkuliah di universitas swasta dengan
jurusan Sastra Inggris agar ilmunya terus bertambah.
Kunci sukses Sudi Artawan adalah terus
belajar, berusaha, meningkatkan integritas diri dan tidak cepat puas diri
dengan apa yang sudah dicapai. Itulah kisah Sudi Artawan, pengusaha sukses dari
Bali yang berawal dari kemiskinan dan sempat hampir putus asa namun karena
ingin merubah nasib ia tetap terus berusaha sehingga bisa mencapai apa yang
dimiliki saat ini.
Berikut ini adalah perjalanan karir I Nyoman
Sudi Artawan :
·
Jualan Kelapa di Pasar Badung
,periode 1995-1996 , ( 8 bulan )
·
Freelance Tour Guide,Tahun 1996 (
6 bulan )
·
Koki Loka Restourant Nusa Dua as
Bartender and Waiter, periode 1996-1997 ( 8 bulan )
·
Nikko Bali Resort & Spa, As
Bartender periode 1997 -1998 ( satu tahun )
·
Ritz Carlton Hotel as Bartender
Tahun 1998 ( 2 .5 bulan )
·
Four Season Resort Bali As
Bartender Periode 1998 -1999 ( 2 tahun )
·
Celebrity Cruise Line as
Bartender and Trainer ( 1999-2008) ( 9 tahun )
·
Exporter 2006 – 2007 ( TEMPLE OF
THE WORLD) (2 tahun )
·
OWNER OF BTO ( BALI TOUR
OPERATIONAL ) 2005-SEKARANG.
·
Directur of PT.Ratu Oceania Raya
Bali,Agustus 8,2008 until present,
·
Salah satu Owner of Monarch
School and Hotel Training Centre.
·
Prinsip hidup Sudi Artawan “ Orang dibilang success bila telah
membuat orang disekitarnya success” “Orang dibilang kaya bila telah
membuat orang disekitarnya kaya “.
Itulah biografi dari I Nyoman Sudi Artawan. Tak ada yang mustahil jika terus mencari, pasti akan menemukan kesuksesan.
Sangat mengesankan!
BalasHapusTerimakasi Pak Komang Sudiartawan semoga sekses dan sehat slalu...Salam Rahayu.
BalasHapusThanks. Pak Sudiartawan sangat menginspirasi
BalasHapus