Cita – Citaku uu..uu..
Ingin Jadi Profesor
Bikin Pesawat Terbang
Seperti Pak Habibie
Masih inget gak syair lagu diatas. Itu lagu
jaman saya dulu masih kecil. Pak habibie atau nama panjangnya adalah
Bacharuddin Jusuf Habibie atau disingkat BJ Habibie adalah orang Indonesia
pertama yang bisa membuat pesawat terbang. BJ Habibie juga sempat menjadi
Presiden Indonesia ke tiga walaupun tak sampai dua tahun.
Masa Kecil BJ Habibie
BJ Habibie dilahirkan di Pare-Pare Sulawesi
Selatan pada tanggal 25 Juni 1936. BJ Habibie adalah anak keempat dari delapan
bersaudara. Ayahnya bernama Alwi Abdul Jalil Habibie yang asli Gorontalo dan
ibunya bernama R.A. Tuti Marini Puspowardojo yang asli Yogyakarta.
BJ Habibie menghabiskan masa kecilnya di
Pare-Pare Sulawesi Selatan. Keluarga Habibie adalah keluarga yang menjunjung
tinggi pendidikan. Orang tuanya sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya
termasuk Habibie.
Habibie kecil sangat gemar berkuda dan
membaca. Dimanapun ia selalu membawa buku bacaan. Sejak kecil ia sudah terlihat
menonjol di bidang eksakta dibanding teman-temannya. Saat sekolah dasar,
Habibie selalu menjadi bintang kelas.
Keluarga Habibie adalah keluarga yang
harmonis dan sejahtera namun hal itu tak berlangsung lama. Pada tanggal 3
September 1950 musibah menhampiri keluarganya, ayahnya secara mendadak
meninggal dunia karena serangan jantung saat selesai sholat isya’.
Praktislah saat itu tak ada yang bertugas
sebagai pencari nafkah. Kehidupan yang semula baik-baik saja berubah menjadi
sulit. Karena seluruh keluarga besar dari ibunya berada di Jawa, akhirnya ibu
Habibie memutuskan untuk pindah dari Sulawesi Ke Jawa. Ia menjual semua harta
peninggalan ayahnya baik itu rumah dan kendaraan. Keluarga Habibie akhirnya
menetap di Bandung. Ibu yang menjadi tulang punggung keluarga bekerja keras untuk membiayai anak-anaknya. Melihat
itu Habibie semakin bersemangat untuk menimba ilmu.
Saat SMA ia masuk Gouvernments Middlebare
School di Bandung. Di SMA prestasinya sangat menonjol sehingga setamat SMA
tahun 1954 ia diterima di ITB. Habibie berkuliah di ITB tak sampai tamat karena
beliau kemudian mendapatkan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia untuk belajar di Jerman. Beasiswa ini adalah terusan dari
program Ir Soekarno untuk menjadikan Indonesia maju dan tak kalah dari bangsa
lain.
Di Jerman BJ Habibie berkuliah di RWTH Aachen
Jerman Barat dengan mengambil jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi konstruksi
pesawat terbang. Disisni Habibie sangatlah tekun belajar. Saking tekunnya,
setiap hari ia hanya tidur 2 jam saja. Selebihnya waktunya dipakai untuk
belajar dan belajar. Bahkan saat liburan musim panas, beliau isi dengan belajar
dan memperdalam materi kuliah. Tak ada waktu untuk ber senang-senang bahkan
untuk bekerja sampingan, beliau tak melakukannya. Berbeda dengan teman-teman
beliau yang lain, mereka mengisi liburan dengan bekerja sampingan untuk
menambah uang jajan atau berjalan – jalan menikmati kota Jerman. Beliau sudah
bertekad harus sukses di negeri orang sehingga saat kembali ke Indonesia ilmu
beliau benar-benar berguna untuk Indonesia dan beliau juga bisa membahagiakan
ibu beliau yang sudah bersusah payah membiayai sekolah beliau.
Pada tahun 1960 BJ Habibie telah menerima
gelar diplom ingenieur atau Diploma Ing dari Technische Hochschule dengan nilai
rata – rata 9,5 dan pada tahun 1965 beliau menerima gelar doktor ingenieur
dengan predikat summa cum laude (sempurna) dari universitas yang sama dengan
nilai 10.
Sesaat setelah menerima gelar diploma di
tahun 1960, Habibie diterima kerja di perusahaan perkereta apian di Jerman yang
bernama Firma Talbot. Saat itu Firma Talbot sedang mengalami masalah yaitu
mereka membutuhkan 1000 wagon yang bervolume besar guna mengangkut barang
ringan namun memiliki volume yang besar. Habibie hadir untuk memecahkan masalah
tersebut. Beliau menerapkan ilmu membuat sayap pesawat terbang pada wagon dan akhirnya berhasil.
Habibie Menikah Dengan
Ibu Hasri Ainun Besari
Selain bekerja, Habibie juga meneruskan
pendidikannya di Technische Hochschule untuk mengejar gelar Dr Ingeneur. Beliau bekerja di pagi hari dan belajar
untuk kuliahnya di malam hari. Benar-benar hari-hari beliau sangat padat dan
berat. Untuk menuju tempat kerjanya beliau lakukan dengan berjalan kaki di pagi
buta.
Saat itu beliau telah menikah dengan ibu
Hasri Ainun Besari yang kemudian berganti nama menjadi Hasri Ainun Habibie. Istri
beliau, Ibu Ainun (sapaan Ibu Hasri Ainun Habibie) juga sangat mendukung karir
suaminya. Ibu Ainun juga harus bersusah payah untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Beliau sering mengantre di tempat laundry umum untuk mencuci baju guna
menghemat kebutuhan hidup keluarga.
BJ Habibie menikahi Ibu Ainun pada tanggal 12
Mei 1962. Dari pernikahannya itu beliau dikaruniai dua orang putera yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Karir BJ Habibie
Karir Habibie dimulai saat ia bekerja di
Firma Talbot dan disana sumbangsih beliau adalah menyelesaikan permasalahan
wagon (sudah diulas penulis diatas).
Selain di Firma Talbot, Habibie juga bekerja
di industri pesawat terbang terkemuka di Hamburg, Jerman yaitu MBB Gmbh atau Messerschmitt – Bolkow - Blohm. Di perusahaan
ini Habibie menempati jabatan nomor 2 yaitu sebagai wakil presiden bidang
teknologi. Beliau adalah satu-satunya orang Asia yang bisa menduduki jabatan
ini. Di perusahaan tersebut, Habibie mendesain bentuk pesawat terbang.
Kejeniusan Habibie dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang thermodinamika, aerodinamika dan konstruksi pesawat
terbang telah menghasilkan berbagai
rumusan yang dikenal denga Rumus Habibie. Rumus Habibie terdiri atas tiga macam
yaitu Habibie Factor, Habibie Theorem, and Habibie Method. Rumus ini menghitung
tentang keretakan atau krack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat
terbang. Karena telah menemukan rumus keretakan ini, Habibie juga dijuluki
sebagai Mr. Crack. Rumus Habibie masih digunakan sampai sekarang dalam dunia
pesawat terbang. Karena sumbangsihnya, Habibie dianugerahi penghargaan
bergengsi di bidang Sains yaitu :
·
Theodore van Karman Award
·
Edward Warner Award
Penghargaan tersebut setara dengan
Penghargaan Nobel.
Pada tahun 1967, BJ Habibie menerima gelar
Guru Besar atau Profesor kehormatan dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Dari
tempat yang sama, Habibie juga menerima penghargaan sebagai Ganesha Praja
Manggala Bhakti Kencana, yaitu gelar kehormatan tertinggi di ITB.
Habibie juga diakui oleh lembaga internasional
seperti :
·
Gesselschaft fuer Luft
und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar Jerman).
·
The Royal Aeronautical
Society London (Inggris)
·
The Royal Swedish Academy
of Rngineering Sciences (Swedia)
·
The Academie Nationale de
I’Air et de I’Espace (Prancis)
·
The US Acadmy of
Engineering (Amerika Serikat)
Pada tahun 1973, Presiden Soeharto
mengutusnya untuk kembali ke Indonesia guna mengamalkan ilmunya untuk kemajuan
bangsanya sendiri. Di Indonesia, beliau menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan
Teknologi /Kepala BPPT sejak tahun 1978 sampai Maret 1998 (20 tahun). Selain
itu Habibie juga menjabat sebagai ketua ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim
Indonesia). Habibie juga memimpin 10 perusahaan BUMN Industri strategis.
Pada tanggal 14 Maret 1998, BJ Habibie
diangkat sebagai wakil Presiden mendampingi Presiden Soeharto dalam Kabinet
Pembangunan VII, namun jabatan ini harus berakhir pada tanggal 21 Mei 1998.
Saat itu sedang terjadi gelombang demonstrasi besar – besaran untuk menjatuhkan
Soeharto dari kursi kepresidenan. Akhirnya sesuai Undang-Undang Dasar 1945
Pasal 8 BJ Habibie yang saat itu jadi wakil presiden disumpah oleh Ketua
Mahkamah Agung menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke 3.
BJ Habibie Menjadi
Presiden RI Ke 3
Saat BJ Habibie menjadi presiden, kondisi
Indonesia memang sedang kacau balau. Mulai dari demo besar-besaran oleh
Mahasiswa dan masyarakat untuk menjatuhkan kepemimpinan Soeharto, kerusuhan dan
penjarahan 14 Mei 1998, melambungnya nilai tukar rupiah terhadap dolar,
melambungnya harga kebutuhan pokok, terancamnya Indonesia dari disintegrasi.
Pokoknya saat itu Habibie mewarisi kondisi kacau balaunya rezim orde baru.
Menghadapi hal seperti ini Habibie melakukan langkah-langkah untuk memulihkan
keadaan seperti berikut :
- Membentuk Kabinet
- Mengusahakan kembalinya dukungan IMF dan negara-negara donor terhadap Indonesia
- Memberi kebebasan pada publik untuk menyalurkan pendapat dan aspirasinya. Hal ini tercermin dari munculnya partai politik yang jumlahnya mencapai 48 partai.
- Membebaskan tahanan politik seperti Sri Bintang Pamungkas, seorang anggota DPR yang dipenjara karena mengkritik Presiden Soeharto dan juga membebaskan Muchtar Pakpahan yaitu pimpinan serikat buruh yang dipenjara karena dituduh menjadi dalang kerusuhan di Medan tahun 1994.
- Memberikan izin untuk mendirikan serikat buruh – serikat buruh independen. Dahulunya (di era Soeharto) hal ini sempat dilarang.
- Membentuk tiga undang-undang demokratis seperti :
1.
UU No. 2 tahun 1999
tentang Partai Politik
2.
UU No. 3 tahun 1999
tentang Pemilu
3.
UU No. 4 tahun 1999
tentang Susunan Kedudukan DPR/MPR
Menetapkan 12 Ketetapan
MPR dan ada 4 ketetapan yang merupakan jawaban dari tuntutan reformasi yaitu:
1.
Tap MPR No.
VIII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap No. IV/MPR/1983 tentang Referendum
2.
Tap MPR No.
XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap MPR No. II/MPR/1978 tentang Pancasila
sebagai azas tunggal
3.
Tap MPR No. XII/MPR/1998,
tentang pencabutan Tap MPR No. V/MPR/1978 tentang Presiden mendapat mandat dari
MPR untuk memiliki hak-hak dan Kebijakan di luar batas perundang-undangan
4.
Tap MPR No.
XIII/MPR/1998, tentang Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden maksimal
hanya dua kali periode
12 Ketetapan MPR yang berhasil disusun dan disahkan adalah :
12 Ketetapan MPR yang berhasil disusun dan disahkan adalah :
1.
Tap MPR No. X/MPR/1998, tentang
pokok-pokok reformasi pembangunan dalam rangka penyelematan dan normalisasi
kehidupan nasional sebagai haluan Negara
2.
2.Tap MPR No.
XI/MPR/1998, tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi,
kolusi, dan nepotisme
3.
3.Tap MPR No.
XIII/MPR/1998, tentang pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden
Republik Indonesia
4.
Tap MPR No. XV/MPR/1998,
tentang penyelenggaraan Otonomi daerah
5.
Tap MPR No. XVI/MPR/1998, tentang
politik ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi
6.
Tap MPR No.
XVII/MPR/1998, tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
7.
Tap MPR No. VII/MPR/1998,
tentang perubahan dan tambahan atas Tap MPR No. I/MPR/1998 tentang peraturan
tata tertib MPR
8.
Tap MPR No. XIV/MPR/1998,
tentang Pemilihan Umum
9.
Tap MPR No.
III/V/MPR/1998, tentang referendum
10.
Tap MPR No. IX/MPR/1998,
tentang GBHN
11.
Tap MPR No. XII/MPR/1998,
tentang pemberian tugas dan wewenang khusus kepada Presiden/mandataris MPR
dalam rangka menyukseskan dan pengamanan pembangunan nasional sebagai
pengamalan Pancasila
12.
Tap MPR No.
XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(P4)
Dalam bidang ekonomi, kepemimpinan Presiden BJ Habibie berhasil membuat rupiah menguat. Yang sebelumnya saat kerusuhan terjadi rupiah berkisar Rp. 10.000 hingga Rp. 15.000 maka justru saat akhir kepemimpinannya rupiah menguat ke Rp. 6.500 per dolar Amerika , suatu nilai yang belum pernah terjadi lagi sampai saat ini.
·
Melakukan restrukturisasi
dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan unit Pengelola Aset
Negara
·
Melikuidasi beberapa bank
yang bermasalah
·
Membentuk lembaga
pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri
·
Mengimplementasikan
reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF
·
Mengesahkan UU No. 5
tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat
·
Mengesahkan UU No. 8
tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Walaupun selama kepemimpinan Presiden BJ Habibie
sudah bekerja keras sekali untuk memulihkan keadaan namun ada saja celah bagi
oposisi yang menilai BJ Habibie telah melakukan kesalahan dalam mengambil
keputusan seperti :
Presiden BJ Habibie memperbolehkan
diadakannya jejak pendapat di Timor-Timur yaitu penduduk Timor-Timur disuruh
memilih ingin lepas dari NKRI atau tetap menjadi NKRI. Dan dari hasil jejak
pendapat tersebut banyak yang memilih untuk lepas dari NKRI. Akhirnya pada
tanggal 30 Agustus 1999 Timor-Timur lepas dari NKRI dan berubah nama menjadi
Negara Timot Leste. Hal ini membuat
sebagian rakyat Indonesia terutama pihak oposisi menyesalkan keputusan yang
diambil Presiden BJ Habibie namun jika difikir ulang justru keputusan BJ
Habibie ini membuat Indonesia bersih dari tuduhan pelanggaran HAM oleh dunia
internasional.
Pro Kontra Kepemimpinan
Presiden BJ Habibie
Kasus Timor-Timur yang memisahkan diri dari
Indonesia dan menjadi Timor Leste inilah yang membuat pihak oposisi layaknya
mendapat peluru untuk menjatuhkan Habibie. Memang dari awal BJ Habibie disumpah
menjadi Presiden RI yang ke 3 banyak yang meragukan keabsahannya. Hal ini
dikarenakan latar belakang BJ Habibie adalah orang teknik dan sains bukan orang
politik. Dan jika ditilik dari perundang-undangan, menurut pihak oposisi pengangkatan
BJ Habibie menjadi presiden juga dianggap kurang sah. Berikut alasannya :
Pengangkatan B.J. Habibie dianggap
tidak konstitusional. Hal ini bertentangan dengan ketentuan pasal 9 UUD 1945
yang menyebutkan bahwa "sebelum presiden memangku jabatan maka presiden
harus mengucapkan sumpah atau janji di depan MPR atau DPR". Sedangkan BJ Habibie diangkat sebagai presiden
hanya dilantik oleh ketua Mahkamah Agung tanpa ada pengucapan sumpah didepan
DPR/MPR.
Sedangkan alasan
kaum yang pro adalah sebagai berikut :
Hal itu sudah sesuai
dengan ketentuan pasal 8 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "bila Presiden
mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa
jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya".
Ditambah lagi adanya kasus Timor-Timur yang
dibiarkan pisah dari NKRI. Kasus inilah yang mendorong pihak oposisi yang tidak
puas dengan latar belakang Habibie semakin giat menjatuhkan Habibie. Upaya ini
akhirnya berhasil dilakukan pada Sidang Umum 1999, ia memutuskan tidak
mencalonkan diri lagi setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR.
Pandangan terhadap pemerintahan Habibie pada
era awal reformasi cenderung bersifat negatif, tapi sejalan dengan perkembangan
waktu banyak yang menilai positif pemerintahan Habibie. Salah pandangan positif
itu dikemukan oleh L. Misbah Hidayat Dalam bukunya Reformasi Administrasi: Kajian Komparatif Pemerintahan Tiga Presiden.
“ Visi, misi dan kepemimpinan presiden
Habibie dalam menjalankan agenda reformasi memang tidak bisa dilepaskan dari
pengalaman hidupnya. Setiap keputusan yang diambil didasarkan pada
faktor-faktor yang bisa diukur. Maka tidak heran tiap kebijakan yang diambil
kadangkala membuat orang terkaget-kaget dan tidak mengerti. Bahkan sebagian
kalangan menganggap Habibie apolitis dan tidak berperasaan. Pola kepemimpinan
Habibie seperti itu dapat dimaklumi mengingat latar belakang pendidikannya
sebagai doktor di bidang konstruksi pesawat terbang. Berkaitan dengan semangat
demokratisasi, Habibie telah melakukan perubahan dengan membangun pemerintahan
yang transparan dan dialogis. Prinsip demokrasi juga diterapkan dalam kebijakan
ekonomi yang disertai penegakan hukum dan ditujukan untuk kesejahteraan rakyat.
Dalam mengelola kegiatan kabinet sehari-haripun, Habibie melakukan perubahan
besar. Ia meningkatkan koordinasi dan menghapus egosentisme sekotral
antarmenteri. Selain itu sejumlah kreativitas mewarnai gaya kepemimpinan
Habibie dalam menangani masalah bangsa.[5] Untuk mengatasi persoalan ekonomi,
misalnya, ia mengangkat pengusaha menjadi utusan khusus. Dan pengusaha itu
sendiri yang menanggung biayanya. Tugas tersebut sangat penting, karena salah
satu kelemahan pemerintah adalah kurang menjelaskan keadaan Indonesia yang
sesungguhnya pada masyarakat internasional. Sementara itu pers, khususnya pers
asing, terkesan hanya mengekspos berita-berita negatif tentang Indonesia
sehingga tidak seimbang dalam pemberitaan.”
Setelah tidak menjabat sebagai Presiden, BJ
Habibie banyak menghabiskan waktunya di Jerman. Namun ia tak bisa melepaskan
hatinya dari Indonesia. Saat era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beliau ditunjuk
sebagai penasehat presiden lewat organisasi Habibie Center.
BJ Habibie ditinggal Ibu
Ainun
Dibalik kesuksesan laki-laki pasti ada perempuan
hebat yang mendukungnya sepenuh hati dari belakang. Bagi Habibie, Bu Ainun,
istrinyalah perempuan itu. Habibie begitu mencintai Bu Ainun. Bagi beliau
istrinya adalah mata untuk melihat hidupnya. Namun apa mau dikata, setiap kisah mempunyai akhir, setiap mimpi mempunyai batas. Pada tanggal 22 Mei 2010, Hasri Ainun Habibie,
istri BJ Habibie, meninggal di Rumah Sakit Ludwig Maximilians Universitat,
Klinikum, Muenchen, Jerman. Ia meninggal pada hari Sabtu pukul 17.30 waktu
setempat atau 22.30 WIB.
Habibie begitu terpukul menerima
kenyataan ini. "Selama
48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, .......ibu Ainun istri
saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar.
Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas
dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya............saya mau kasih
informasi........... Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3
hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar
dari ibu........." Papar BJ Habibie.
Begitu
menyentuhnya kisah cinta Habibie dan Ainun ini sehingga dua sutradara terkemuka
yaitu Faozan Rizal dan Hanung Bramantyo mengangkatnya dalam sebuah film yang
berjudul “Habibie dan Ainun”. Film ini
berisi kisah romansa antara BJ Habibie dan Hasri Ainun Besari mulai remaja
sampai ajal memisahkan mereka. Film ini diperankan oeh Reza Rahardian sebagai
Habibie dan Bunga Citra Lestari sebagai Ainun. Film ini diluncurkan pada awal bulan
Desember 2012 dan sangat laris manis. Box Office.
Habibie
adalah orang pertama di Indonesia yang bisa membuat pesawat terbang. Beliau
membuat pesawat terbang melalui perusahaan negara yaitu IPTN yang kemudian diganti dengan nama PT Dirgantara
Indonesia. Belakangan ini PT DI (Dirgantara Indonesia) akhirnya ditutup dan
karyawannya banyak yang di PHK dan banyak yang akhirnya memilih bekerja di luar
negeri.
Seperti
yang kita tahu, IPTN atau PT DI adalah kumpulan orang-orang pandai di
Indonesia. Sayang sekali jika hal ini tidak dioptimalkan dan membiarkan
kepandaian mereka dimanfaatkan oleh negara lain.
BJ
Habibie yang membangun IPTN sangatlah kecewa dengan hal ini. Berikut petikan
kekecewaan Habibie atas keputusan ini :
Saya
bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi
pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll
dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun. Tapi
keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus
mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara
mereka!
Dalam
Pidato BJ Habibie saat mengunjungi Garuda Indonesia beliau memaparkan semua
kesedihan dan kekecewaan yang dirasakannya. Berikut ini Pidato BJ Habibie saat
berkunjung ke Garuda Indonesia:
Dik,
anda tahu, saya ini lulus SMA tahun 1954!” beliau membuka pembicaraan dengan
gayanya yang khas penuh semangat dan memanggil semua hadirin dengan kata “Dik”
kemudian secara lancar beliau melanjutkan “Presiden Soekarno, Bapak Proklamator
RI, orator paling unggul, itu sebenarnya memiliki visi yang luar biasa
cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Ia tahu persis sebagai Insinyur,
Indonesia dengan geografis ribuan pulau, memerlukan penguasaan Teknologi yang
berwawasan nasional yakni Teknologi Maritim dan Teknologi Dirgantara. Kala itu, tak ada
ITB dan tak ada UI. Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan
oleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi Maritim dan
teknologi dirgantara. Saya adalah rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA
yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Pendidikan kami di luar negeri
itu bukan pendidikan kursus kilat tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja
praktek. Sejak awal saya hanya tertarik dengan ‘how to build commercial
aircraft’ bagi Indonesia. Jadi sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya
melanjutkan saja program itu, beliau juga bukan pencetus ide penerapan
‘teknologi’ berwawasan nasional di Indonesia. Lantas kita bangun
perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya adalah IPTN.
Sekarang Dik, anda semua lihat sendiri, N250 itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami ‘Dutch Roll’ (istilah penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’) berlebihan, tenologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi ‘Fly by Wire’ bahkan sampai hari ini. Rakyat dan negara kita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu.Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri ‘apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?
Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya.
Dik tahu di dunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan Indonesia. Sekarang, semua tenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari negeri sendiri dan mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan Eropa.
Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua?
Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun. Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!
Pak Habibie menghela nafas, Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya....
Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body, itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai manufakturing pesawat terbang, kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun jembatan udara di Indonesia.
Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD,
− Q itu Quality, Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten− C itu Cost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis− D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu!Itu saja!
Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD sbb:
Kalau saya upamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu Dik, organisasi itu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya, bekerjanya harus pakai hati Dik”
Tiba-tiba, pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu...
Dik, saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI, itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya, saya mau kasih informasi...... Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu.
Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalami luka hati yang mendalam, seisi ruangan hening dan turut serta larut dalam emosi kepedihan pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulai menggenang.
Dengan suara bergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan...
Dik, kalian tau, 2 minggu setelah ditinggalkan ibu, suatu hari, saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama ibu... Ainun.... Ainun ........ Ainun ........saya mencari ibu di semua sudut rumah.
Para dokter yang melihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat ‘Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini...’ mereka bilang ‘Kita (para dokter) harus tolong Habibie.
Para Dokter dari Jerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan;
1. Pertama, saya harus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat mandiri meneruskan hidup. Artinya saya ini gila dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa!2. Opsi kedua, para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus berkonsultasi terus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya saya sudah gila dan harus diawasi terus...3. Opsi ketiga, saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah saya bercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup.
Saya pilih opsi yang ketiga...
*(dari tayangan program di stasiun televisi 27 Januari 2012, P.Habibie bercerita, ternyata ada 4 opsi,bukan 3, dimana opsi yang belum tersebut di atas adalah, P.Habibie diminta bercerita tentang apa saja tentang bu Ainun kepada dokter, hampir sama dengan opsi 2)
Tiba-tiba, pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie seperti meloncat kesana-kemari dan kadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu).. ia melanjutkan pembicaraannya;
Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun.......dan hari ini persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah air Indonesia.
Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat..... saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adri maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ke tanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia.
Seluruh hadirin terhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata.......
Setelah jeda beberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya;
Dik, sebegitu banyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa kerabat menyarankan agar semua tulisan saya dibukukan saja, dan saya menyetujui...
Buku itu sebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak manusia. Tak ada unsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini sangat universal, dengan muatan budaya nasional Indonesia. Sekarang buku ini atas permintaan banyak orang telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab, Jepang..... (saya lupa persisnya, namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasa asing).Sayangnya buku ini hanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut nama satu toko buku besar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung habis. Banyak orang yang ingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana belinya. Beberapa orang di daerah di luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan dimana bisa beli buku ini di kota mereka.
Dik, asal you tahu, semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiahpun untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini dimasukkan ke rekening Yayasan yang dibentuk oleh Habibie dan ibu Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan mereka ini sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat.
Saya berikan diskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagi diskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untuk dijual kembali ke yang lain.
Sekali lagi, buku ini kisah kasih universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampai menjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangat inspiratif.”
Sekarang Dik, anda semua lihat sendiri, N250 itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami ‘Dutch Roll’ (istilah penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’) berlebihan, tenologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi ‘Fly by Wire’ bahkan sampai hari ini. Rakyat dan negara kita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu.Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri ‘apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?
Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya.
Dik tahu di dunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan Indonesia. Sekarang, semua tenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari negeri sendiri dan mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan Eropa.
Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua?
Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun. Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!
Pak Habibie menghela nafas, Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya....
Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body, itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai manufakturing pesawat terbang, kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun jembatan udara di Indonesia.
Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD,
− Q itu Quality, Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten− C itu Cost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis− D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu!Itu saja!
Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD sbb:
Kalau saya upamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu Dik, organisasi itu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya, bekerjanya harus pakai hati Dik”
Tiba-tiba, pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu...
Dik, saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI, itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya, saya mau kasih informasi...... Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu.
Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalami luka hati yang mendalam, seisi ruangan hening dan turut serta larut dalam emosi kepedihan pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulai menggenang.
Dengan suara bergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan...
Dik, kalian tau, 2 minggu setelah ditinggalkan ibu, suatu hari, saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama ibu... Ainun.... Ainun ........ Ainun ........saya mencari ibu di semua sudut rumah.
Para dokter yang melihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat ‘Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini...’ mereka bilang ‘Kita (para dokter) harus tolong Habibie.
Para Dokter dari Jerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan;
1. Pertama, saya harus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat mandiri meneruskan hidup. Artinya saya ini gila dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa!2. Opsi kedua, para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus berkonsultasi terus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya saya sudah gila dan harus diawasi terus...3. Opsi ketiga, saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah saya bercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup.
Saya pilih opsi yang ketiga...
*(dari tayangan program di stasiun televisi 27 Januari 2012, P.Habibie bercerita, ternyata ada 4 opsi,bukan 3, dimana opsi yang belum tersebut di atas adalah, P.Habibie diminta bercerita tentang apa saja tentang bu Ainun kepada dokter, hampir sama dengan opsi 2)
Tiba-tiba, pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie seperti meloncat kesana-kemari dan kadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu).. ia melanjutkan pembicaraannya;
Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun.......dan hari ini persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah air Indonesia.
Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat..... saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adri maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ke tanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia.
Seluruh hadirin terhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata.......
Setelah jeda beberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya;
Dik, sebegitu banyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa kerabat menyarankan agar semua tulisan saya dibukukan saja, dan saya menyetujui...
Buku itu sebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak manusia. Tak ada unsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini sangat universal, dengan muatan budaya nasional Indonesia. Sekarang buku ini atas permintaan banyak orang telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab, Jepang..... (saya lupa persisnya, namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasa asing).Sayangnya buku ini hanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut nama satu toko buku besar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung habis. Banyak orang yang ingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana belinya. Beberapa orang di daerah di luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan dimana bisa beli buku ini di kota mereka.
Dik, asal you tahu, semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiahpun untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini dimasukkan ke rekening Yayasan yang dibentuk oleh Habibie dan ibu Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan mereka ini sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat.
Saya berikan diskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagi diskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untuk dijual kembali ke yang lain.
Sekali lagi, buku ini kisah kasih universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampai menjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangat inspiratif.”
Karya BJ Habibie
Karya BJ Habibie di bidang Teknologi Pesawat Terbang :
·
VTOL ( Vertical Take Off &
Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
·
Pesawat Angkut Militer TRANSALL
C-130.
·
Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
·
Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
·
CN - 235
·
N-250
·
Dan secara tidak langsung turut berpartisipasi
dalam menghitung dan mendesain:
1. Helikopter BO-105.
2. Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
3. Beberapa proyek rudal dan satelit.
Berikut ini adalah karya BJ Habibie yang lain :
·
Proceedings of the International
Symposium on Aeronautical Science and Technology of Indonesia / B. J. Habibie;
B. Laschka [Editors]. Indonesian Aeronautical and Astronautical Institute;
Deutsche Gesellschaft für Luft- und Raumfahrt 1986
·
Eine Berechnungsmethode zum
Voraussagen des Fortschritts von Rissen unter beliebigen Belastungen und
Vergleiche mit entsprechenden Versuchsergebnissen, Presentasi pada Simposium
DGLR di Baden-Baden,11-13 Oktober 1971
·
Beitrag zur Temperaturbeanspruchung
der orthotropen Kragscheibe, Disertasi di RWTH Aachen, 1965
·
Sophisticated technologies : taking
root in developing countries, International journal of technology management :
IJTM. - Geneva-Aeroport : Inderscience Enterprises Ltd, 1990
·
Einführung in die finite Elementen
Methode,Teil 1, Hamburger Flugzeugbau GmbH, 1968
·
Entwicklung eines Verfahrens zur
Bestimmung des Rißfortschritts in Schalenstrukturen, Hamburger Flugzeugbau
GmbH, Messerschmitt-Bölkow-Blohm GmbH, 1970
·
Entwicklung eines
Berechnungsverfahrens zur Bestimmung der Rißfortschrittsgeschwindigkeit an
Schalenstrukturen aus A1-Legierungen und Titanium, Hamburger Flugzeugbau GmbH,
Messerschmitt-Bölkow-Blohm GmbH, 1969
·
Detik-detik Yang Menentukan - Jalan
Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, 2006 (memoir mengenai peristiwa tahun 1998)
·
Habibie dan Ainun, The Habibie Center
Mandiri, 2009 (memori tentang Ainun Habibie)
Rangkuman Biografi BJ Habibie :
·
1976 - 1998 Direktur Utama PT.
Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN.
·
1978 - 1998 Menteri Negara Riset dan
Teknologi Republik Indonesia.
·
Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi / BPPT
·
1978 - 1998 Direktur Utama PT. PAL
Indonesia (Persero).
·
1978 - 1998 Ketua Otorita
Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam/ Opdip Batam.
·
1980 - 1998 Ketua Tim Pengembangan
Industri Pertahanan Keamanan (Keppres No. 40, 1980)
·
1983 - 1998 Direktur Utama, PT Pindad
(Persero).
·
1988 - 1998 Wakil Ketua Dewan Pembina
Industri Strategis.
·
1989 - 1998 Ketua Badan Pengelola Industri
Strategis/ BPIS.
·
1990 - 1998 Ketua Ikatan Cendekiawan
Muslim se-lndonesia/lCMI.
·
1993 Koordinator Presidium Harian,
Dewan Pembina Golkar.
·
10 Maret - 20 Mei 1998 Wakil Presiden
Republik Indonesia
·
21 Mei 1998 - Oktober 1999 Presiden
Republik Indonesia
Ref : Wikipedia , BTD, Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar